(1.2.a.9 Koneksi Antarmateri - Peran dan Nilai Guru Penggerak
Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, tuntutan dan tantangan menjadi seorang guru pun semakin berat. Dalam menghadapi tantangan ini, seorang guru harus menyiapkan diri jika tidak ingin tergilas dengan kemajuan. Mengembangkan diri dengan meningkatkan kompetensi menjadi hal mutlak yang harus dilakukan oleh seorang guru. Menguasai perangkat-perangkat yang merupakan kemutlakan dari kemajuan menjadi hal yang tak dapat dikesampingkan.
Salah satu program yang diharapkan
dapat melahirkan guru-guru yang dapat menjawab tantangan dan kemajuan saat ini
adalah program guru penggerak. Program ini diharapkan dapat menjadi momentum
lahirnya guru-guru yang profesional, ujung tombak perubahan, dan pemimpin
pembelajaran. Guru yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistis. Guru yang aktif dan
proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya agar dapat mengimplementasikan
pembelajaran yang berpusat kepada murid dan menjadi teladan dalam upaya
mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru penggerak tentunya dituntut menjalankan peran dan menguasai nilai-nilai sebagai acuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru. Terdapat lima butir peran guru penggerak meliputi 1) menjadi pemimpin pembelajaran, 2) menggerakkan komunitas praktisi, 3) menjadi coach atau mentor bagi guru lain, 4) mendorong kolaborasi antar guru, 5) mewujudkan kepemimpinan murid. Selain kelima peran tersebut, terdapat lima nilai yang dituntut mampu dimiliki oleh seorang guru penggerak. Kelima nilai tersebut meliputi, 1) mandiri, 2) inovatif, 3)kolaboratif, 4) reflektif, dan 5) berpihak pada murid.
Peran guru penggerak sebagai
pemimpin pembelajaran diwujudkan dengan menciptakan suasana lingkungan sekolah
yang mendukung tumbuh kembang murid. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan menjadi inisiator dalam upaya mengembangkan segala aspek yang
mendukung terciptanya lingkungan belajar yang berpihak pada murid. Menggerakkan
komunitas praktisi diwujudkan dengan menghidupkan komunitas belajar guru
seperti MGMP dan KKG. Selanjutnya, menjadi coach atau mentor bagi guru lain
dapat diwujudkan di lingkungan sekolah maupun
dengan rekan sejawat di komunitas belajar. Mendorong kolaborasi antarguru
diwujudkan dengan membangun komunikasi dan diskusi dengan seluruh warga sekolah
dalam upaya mendukung terciptanya lingkungan belajar yang mendukung tumbuh
kembang murid. Melakukan komunikasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan
dan masyarakat. Pada peran mewujudkan kepemimpinan murid diwujudkan dengan
melakukan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan
pengembangan mental dan spiritual murid.
Selanjutnya,
Nilai guru penggerak diwujudkan dengan mengembangkan diri dengan menumbuhkan
semangat dari dalam diri, berkreasi dan menciptakan gagasan baru sesuai dengan kebutuhan
dan tuntutan keadaan. Selalu terbuka dan membangun kerjasama dengan seluruh
pihak yang dapat mendukung pengembangan murid dan pembelajaran. Melakukan
refleksi dan menjadikan hasil refleksi sebagai acuan dalam upaya melakukan
perbaikan dan pengembangan dan menciptakan suasana pembelajaran yang berpihak dan
sesuai dengan kebutuhan murid. Dengan menjalankan peran dan nilai guru
penggerak, seorang guru akan lebih terampil dan kompeten menjalankan tugasnya dan dari guru inilah diharapkan akan lahirnya profil
pelajar pancasila.
Nilai
dan peran guru penggerak merupakan penjabaran dari filosofi pendidikan menurut
Ki Hajar Dewantara. Menurut KHD bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun,
anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para
pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Tujuan ini
dijabarkan dalam peran guru penggarak sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu guru
yang dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat menuntun tumbuh kembangnya
murid. Tujuan ini pun diperkuat dengan nilai yang harus dimiliki seorang guru
penggerak yakni pembelajaran yang berpihak kepada murid. Selanjutnya, menurut
KHD pendidikan itu harus sesuai dengan kodrat zaman. Pendidikan harus mampu
menjawab tantangan dan kemajuan zaman. Untuk menjawab hal tersebut, seorang guru
tentunya dituntut mampu memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan. Penguasaan
teknologi melalui pengembangan diri, baik secara mandiri maupun berkolaborasi. Seorang
guru dituntut mampu mengenali dan menggali potensi yang dimiliki melalui
kegiatan refleksi, lebih kreatif, dan mampu menemukan gagasan baru yang tepat dalam
situasi tertentu.
Dalam
upaya menerapkan peran dan memiliki nilai guru penggerak, dibutuhkan upaya dan
kesadaran dari seorang guru dalam meningkatkan keterampilan dan kompetensinya. Tidak
menjadikan pembelajaran sebagai proses transfer ilmu pengetahuan dari guru
kepada murid saja. Akan tetapi lebih dari hal tersebut. Pendidikan harus
diupayakan dapat dapat dilakasanakan dalam upaya menuntut siswa agar dapat
mencapai kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Untuk
mencapai hal tersebut, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Kepala sekolah
sebagai pengambil kebijakan tertinggi pada satuan pendidikan harus memberikan
dukungan dan motivasi melalui kebijakan pada tingkat sekolah. Guru sebagai
rekan sejawat mampu memberikan dukungan dan masukan positif dalam upaya menjalankan
peran dan mewujudkan nilai guru penggerak. Dinas Pendidikan sebagai lembaga
yang menaungi diharapkan mampu memberikan dukungan dan kebijakan kepada guru-guru
yang mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar