Rancangan Aksi Nyata.
Membangun
Budaya Positif melalui Kesepakatan Kelas
A. Latar Belakang
Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, tidak bisa kita lepaskan dari perjalanan panjang pendidikan Indonesia. Ki Hajar Dewantara merupakan pioner dan pelopor terbentuknya sistem pendidikan di Indonesia. Menurut KHD pendidikan bertujuan untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut peran guru menjadi hal yang sangat mendasar dan menentukan. Sebagai bentuk penjabaran dari cita-cita dan tujuan pendidikan, dibutuhkan peran guru dengan nilai sebagai penyokong lahirnya guru yang terampil. Yang mampu menjalankan peran dan menguasai nilai-nilai sebagai acuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru.
Semangat
merdeka belajar yang dicanangkan sebagai upaya memperkuat tujuan pendidikan
tentunya akan tercapai dengan baik jika roda pendidikan dijalankan oleh guru
sesuai dengan peran dan nilai yang diharapkan. Dari proses yang demikianlah
diharapkan akan lahir generasi kita yang memiliki prinsip dan nilai yang sesuai
dengan nilai-nilai pancasila.
Sebagai upaya membangun pendidikan, tentunya harus menjadi tugas dan tanggung jawab bersama. Membangun pendidikan untuk mencapai tujuan yang diharapkan tidak bisa jika hanya dilakukan sendiri-sendiri. Dibutuhkan peran dan dukungan semua pihak dan lebih terkhusus lagi seluruh warga sekolah. Oleh karena itu pelibatan seluruh warga sekolah dalam upaya melakukan perubahan menjadi hal yang harus dilakukan. Peran guru penggerak diharapan dapat menjadi penentu keberhasilan terciptanya suasana nyaman dan terbangunnya kolaborasi antarwarga sekolah.
Hal konkret yang dapat
dilakukan oleh guru di sekolah adalah dengan memulai dan mengupayakan tumbuhnya
budaya positif di lingkungan sekolah dan kelas. Banyak hal dapat dilakukan oleh
guru sampai pada tahap lahirnya visi sekolah yang bersumber dari upaya
menumbuhkan budaya positif. Salah satu dari budaya positif yang dapat dimulai
dari kelas masing-masing guru adalah membuat kesepakatan kelas. Melalui
kesepakatan kelas diharapkan tumbuhnya budaya positif dari murid. Kesepakatan
kelas yang disusun melalui pelibatan dan berdasar pada kebutuhan murid. Dengan
demikian budaya positif tersebut dapat terbangun atas inisiatif dan kesadaran
dari dalam diri murid itu sendiri.
B. Tujuan
Tujuan dalam kegiatan aksi nyata ini adalah
- Menyusun kesepakatan kelas agar menjadi
pedoman pada saat pembelajaran berlangsung.
- Memperkenalkan budaya positif kepada murid
sebagai upaya menumbuhkan karakter baik yang dimulai dari hal-hal kecil di
dalam kelas.
- Menerapkan budaya positif di kelas dalam upaya menumbuhkan karakter baik pada diri murid sebagai bekal saat berinteraksi di luar kelas dan masyarakat.
C. Rencana Kegiatan
Rencana
aksi nyata dalam bentuk menyusun kesepakatan kelas akan dilaksankan di kelas
IX. 1 dan IX.2 SMP Negeri 6 Binamu Jeneponto. Adapun rencana kegiatan sebagai
berikut:
- Menyampaikan dan selanjutnya mendiskusikan
bersama rekan-rekan sejawat tentang pentingnya membangun budaya positif dalam
bentuk kesepakatan kelas.
- Menyusun kesepakatan kelas dengan murid pada
pertemuan pertama pembelajaran semester ganjil 2021 – 2022.
- Membahas dan menyepakati kesepakatan kelas
dengan murid.
- Melakukan revisi kesepakatan kelas
berdasarkan masukan dan saran murid.
- Menyepakati kesepakatan kelas berdasarkan
hasil revisi.
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan diperlukan
sebagai acuan keberhasilan sebuah program atau kegiatan. Adapun indikator
keberhasilan dari penerapan budaya positif dalam bentuk kesepakatan kelas
adalah sebagai berikut:
- Tumbuhnya karakter baik dari
dalam diri murid yang dapat diamati guru pada setiap kegiatan pembelajaran.
- Budaya positif tercermin dalam pribadi setiap murid saat berinteraksi di lingkungan sekolah.
- Tingkat kedisiplinan murid meningkat dari waktu ke waktu.
.E. Dukungan yang Dibutuhkan
Untuk mewujudkan penerapan budaya positif di sekolah, dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Berikut adalah pihak-pihak yang diharapkan mendukung kegiatan penerapan budaya positif di sekolah.
- Kepala sekolah; memberikan dukungan agar penerapan budaya positif dapat dilakukan pada setiap kelas.
- Rekan sejawat; berperan memberikan dukungan dengan dengan ikut menerapkan budaya positif dalam bentuk kesepakatan kelas sehingga penerapan budaya positif tidak terkesan parsial atau hanya dilakukan oleh guru tertentu saja.
- Orang tua dan wali murid; memberikan dukungan dengan melakukan pengontrolan, motivasi, dan bimbingan kepada murid ketika berada di lingkungan keluarga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar