Sabtu, 09 Mei 2020

Morfonemik Bahasa Indonesia

Oleh:Iskandar

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu bidang pengkajian bahasa Indonesia yang cukup menarik adalah bidang tata bentukan atau morfologi. Bidang ini menarik untuk dikaji karena perkembangan kata-kata baru yang muncul dalam pemakaian bahasa sering berbenturan dengan kaidah-kaidah yang ada pada bidang tata bentukan ini. Oleh karena itu perlu dikaji ruang lingkup tata bentukan ini agar ketidaksesuaian antara kata-kata yang digunakan oleh para pemakai bahasa dengan kaidah tersebut tidak menimbulkan kesalahan sampai pada tataran makna. Jika terjadi kesalahan sampai pada tataran makna, hal itu akan mengganggu komunikasi yang berlangsung. Bila terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi, gugurlah fungsi utama bahasa yaitu sebagai alat komunikasi dan hal ini tidak boleh terjadi.

Salah satu gejala dalam bidang tata bentukan kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki peluang permasalahan dan menarik untuk dikaji adalah proses morfofonemik atau morfofonemis. Permasalahan dalam morfonemik cukup variatif, pertemuan antara morfem dasar dengan berbagai afiks sering menimbulkan variasi-variasi yang kadang membingungkan para pemakai bahasa. Sering timbul pertanyaan dari pemakai bahasa, manakah bentukan kata yang sesuai dengan kaidah morfologi. Yang menarik adalah munculnya pendapat yang berbeda dari ahli bahasa yang satu dengan ahli bahasa yang lain. Fenomena itulah yang menarik bagi kami untuk melakukan pengkajian dan memaparkan masalah morfofonemik dalam bahasa Indonesia.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peristiwa morfofonemik dalam bahasa Indonesia?
2. Apa saja jenis morfofonemik dalam bahasa Indonesia?
3. Bagaimanakah proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan peristiwa morfofonemik dalam bahasa Indonesia.
2. Mendeskripsikan saja jenis morfofonemik dalam bahasa Indonesia.
3. Mendeskripsikan proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia.



II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Morfofonemik

1. Proses morfofonemik adalah proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal kata yang bersangkutan (Zainal Arifin, 2007:8).
2. Morfofonemik, disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau morfonologi atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi (Abdul Chaer, 2007:194).
3. Morfofonemik adalah subsistem yang menghubungkan morfologi dan fonologi. Di dalamnya dipelajari bagaimana morfem direalisasikan dalam tingkat fonologi. (Kridalaksana, 2007:183)
4. Nelson francis (1958) menyatakan bahwa morfofonemik mempelajari variasi-variasi yang tampak pada struktur fonemik alomorf-alomorf sebagai akibat pengelompokkan menjadi kata.
5. Samsuri (1982:28) bahwa morfofonemik merupakan studi tentang perubahan-perubahan fonem yang disebabkan hubungan dua morfem atau lebih serta pemberian tanda-tandanya.
6. Ramlan, morfofonemik sebagai perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain.

B. Peristiwa Morfofonemik dalam Bahasa Indonesia
     Proses morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi karena pertemuan morfem dengan morfem. Proses morfonemik dalam bahasa Indonesia hanya terjadi dalam pertemuan realisasi morfem dasar (morfem) dengan realisasi afiks (morfem), baik prefiks, sufiks, infiks, maupun konfiks (Kridalaksana, 2007:183).
     Peristiwa morfonemik dalam bahasa Indonesia dapat kita lihat misalnya pada prefiks me- . Dalam proses afiksasi, prefiks me- tersebut akan berubah menjadi mem-, meny-, meng-, menge-, atau tetap me-, menurut aturan-aturan fonologis tertentu. Istilah “morfofonemis” menunjukkan kaidah yang menyesuaikan bentuk-bentuk alomorf-alomorf yang bersangkutan secara fonemis.

C. Proses morfofonemik
Morfofonemik bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi enam macam yaitu:
1. Penghilangan bunyi
2. Penambahan bunyi
3. Perubahan bunyi
4. Perubahan dan penambahan bunyi
5. Perubahan dan penghilangan bunyi
6. Pelomcatan bunyi

    Ada beberapa proses morfofonemik dilihat dari sifat pembentukannya. . Proses tersebut adalah proses yang secara otomatis dan proses yang tidak otomatis. Menurut Harimurti Kridalaksana, proses morfofonemik terjadi atas 10 yaitu:
1. Pemunculan fonem
2. Pengekalan fonem
3. Pemunculan dan pengekanan fonem
4. Pergeseran fonem
5. Perubahan dan pergeseran fonem
6. Pelepasan fonem
7. Peluluhan fonem
8. Penyisipan fonem secara historis
9. Pemunculan fonem berdasarkan poka asing
10. Variasi fonem bahasa sumber

     Proses morfofonemik merupakan proses yang terjadi pada suatu morfem akibat pertemuan morfem dengan morfem lainnya. Ada juga yang mengartikan sebagai gejala berubahnya fonem sebagai akibat bergabungnya beberapa morfem (biasanya afiks dan morfem dasar).

Proses morfofonemik yang terjadi pada Bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga proses menurut ramlan, yakni:

a. Proses Perubahan Fonem
Proses perubahan fonem merubah suatu fonem pada morfem akibat bertemu dengan morfem lainnya.
Contoh:
1) Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /m/, jika bertemu dengan morfem-morfem yang diawali dengan fonem (p, b, dan f). Misalnya:
meN- + pinjam = meminjam
meN- + fatwakan= memfatwa
peN- + batik= pembatik
2) fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /n/, jika bertemu dengan morfem-morfem yang diawali dengan fonem (t, d, dan s). Misalnya:
meN- + tutup= menutup
peN- + tutup= penutup

3) Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /n/, jika bertemu dengan morfem yang diawali fonem (s, c, dan j). Misalnya:
meN- + sapu= menyapu
peN- + sapu= penyapu
meN- + cari = mencari
meN- + jauh= menjauh

4) Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN- akan berubah menjadi fonem /ŋ/, jika bertemu dengan morfem yang diawali dengan fonem (k, g, kh, dan h, serta vokal). Misalnya:

5) Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- akan berubah menjadi fonem /l/, jika bertemu dengan morfem-morfem seperti ajar. Misalnya:
ber- + ajar= belajar
per- + ajar= pelajar

6) Fonem /?/ akan berubah menjadi fonem /k/, akibat bertemu dengan morfem ke-an. Misalnya:
ke-an + duduk/dudu?/ = kedudukan
ke-an + rusak/rusa?/ = kerusakan

b. Proses Penambahan Fonem
Proses penambahan fonem merupakan proses penambahan fonem pada suatu morfem akibat pertemuan suatu morfem dengan morfem lainnya. Biasanya fonem yang ditambahkan yaitu fonem /ə/. Jadi morfem meN- akan menjadi menge- dan morfem peN- akan menjadi penge-. Misalnya:
meN- + cat=mengecat
meN- + las= mengelas
peN- + cat= pengecat
peN- + las= pengelas
per-an + tikai = pertikaian/pertikaiyan/
ke-an + pulau= kepulauan/kepulawan/

c. Proses Penghilangan Fonem
Proses penghilangan fonem merupakan hilangnya sebuah fonem akibat pertemuan dengan sebuah morfem dengan morfem yang lain.

1) Hilangnya fonem /n/ pada morfem meN- dan peN- akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawalan fonem /l, r, y, w, dan nasal/. Misalnya:
meN- + lerai = melerai
meN- + rumuskan= merumuskan
meN- + yakinkan= meyakinkan
meN- + warnai= mewarnai
peN- + lupa= pelupa

2) Hilangnya fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter- akibat bertemu dengan bentuk dasar yang berawalan fonem /r/ dan bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /ə r/. Misalnya:
ber- + rapat= berapat
ber- +kerja= bekerja
per- + ragakan= peragakan
ter- + rasa= terasa

3) Fonem-fonem /p, t, s, k/ pada awal morfem hilang akibat bertemu morfem meN- dan peN- dengan bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem itu. Misalnya:
meN- + paksa= memaksa
meN- + tulis= menulis
peN- + paksa= pemaksa

III SIMPULAN
1. Peristiwa morfofenemik pada dasarnya adalah proses berubahnya sebuah fonem dalam pembentukan kata yang terjadi karena proses afiksasi karena pertemuan antara morfem dasar dengan afiks.
2. Morfofonemik terdapat pada setiap bahasa yang mengalami proses morfologi.
3. Morfofonemik adalah peristiwa fonologis yang terjadi pada proses morofologis sehingga dibahas pada bidang morfologi.
4. Analisis terhadap peristiwa morfofonemik perlu dilakukan agar dapat diketahui kaidah pembentukan kata yang benar dalam pemakaian bahasa serta dalam upaya memperkaya kasanah bahasa Indonesia

Daftar Rujukan
https://www.linguistikid.com/2016/11/proses-morfofonemik-dalam-bahasa.html
http://waodesalmianinur.blogspot.com/2013/10/proses-morfofonemik.html
http://prabareta.blogspot.com/2009/01/morfofonemik-dalam-bahasa-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan